SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ISLAM
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam merupakan salah satu agama
besar di dunia saat ini. Islam adalah agama da’wah, agama yang menuntut
setiap kaum muslim baiklaki-laki maupun perempuan untuk melakukan aktivitas
da’wah, yakni menyerukan alma’ruf(kebaikan)
dan mencegah al-munkar(kemungkaran)
sebagaimana disebutkan dalam firman Alloh surat Ali ‘Imron(3) ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
B. SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI
DUNIA
Perkembagan Islam mulai
dari periode awal kemunculannya sampai sekarang, telah tercatat dalam sejarah
dunia. Berbagai peristiwa penting yang terjadi memberi warna bagi perkembangan
kehidupan umat, khususnya dalam syiar Islam. Islam muncul di Semenanjung
Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat ayat-ayat Allah
s.w.t.
Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam adalah
daerah yang sangat terbelakang. Banyak orang Arab yang penyembah berhala dan
pengikut lain dari agama Kristen dan Yahudi. Mekkah saat itu adalah tempat suci
bagi orang-orang Arab. karena di tempat-tempat ini ada berhala agama mereka dan
ada juga Sumur Zamzam, dan yang paling penting adalah Ka’bah. Sepeninggalan Nabi
agung Muhammad SAW tepatnya pada 632 M silam, kepemimpinan agama Islam tidak
berhenti begitu saja. Kepemimpinan Islam diteruskan oleh para khalifah dan
disebarkan ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Hebatnya baru sampai
abad ke 8 Islam telah menyebar hingga ke seluruh afrika, timur tengah, dan benua eropa. Baru pada dinasti
Ummayah perkembangan islam masuk ke nusantara.
Bermula dari kawasan Saudi Arabia, yaitu pada dua kota utama
yaitu Kota Mekah tempat Rasul Muhammad dilahirkan dan Madinah sebagai pusat
perkembangan awal Islam. Di Kota Madinah inilah terjalinnya integrasi
sosioreligius antara kaum muhajirin (pendatang)
dan anshor (penduduk Madinah).
Mereka dipersatukan Rasul Muhammad berdasarkan konsep persaudaraan. Proses
migrasi Nabi Muhammad dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah ini menjadi
dasar dari sistem kalender Hijriah Islam. Akhirnya Islam berkembang keseluruh
Jazirah Arab, Persia, Asia Selatan, China, Eropa Barat dan Timur, Nusantara
(Asia Tenggara), dan kini ke seluruh penjuru dunia. Islam adalah agama yang
paling pesat perkembangan jumlah pengikutnya dalam beberapa abad terakhir ini.
Berikut ini adalah rangkuman sejarah singkat perkembangan islam.
INI
PERKEMBANGANGAN ISLAM DARI MASA KE MASA
Tahun 570 M
Nabi Muhammad SAW lahir di Mekah, sebuah
kota yang amat penting dan terkenal di Semenanjung Arabia pada masa itu pada taggal 12- Rabi’ul
Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah
seorang yatim piatu setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal
ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal ketika
ia berusia 7 tahun.
Nabi Muhammad SAW berasal dari Bani Hasyim,
kabilah yang paling mulia dalam suku Quraisy yang mendominasi masyarakat Arab.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal dengan nama "Tahun Gajah",
karena bertepatan dengan datangnya pasukan gajah yang dipimpin Abrahah (gubernur
kerajaan Habsyi di Yaman) menyerbu Mekah untuk menghancurkan Ka'bah dan
memindahkan pusat kegamaan ini ke negerinya.
Tahun 611 M
Menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW
sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Pada 17 Ramadhan 11 SH/6 Agustus
611, Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama dari Allag SWT
kepada Muhammad: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan
..." (QS. 96:1-5). Dengan turunnya wahyu pertama itu, Muhammad SAW dipilih
Allah SWT sebagai rasul.
Tahun 615 M
Hijrah Pertama. Dakwah yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW mendapat banyak rintangan dari penduduk dan penguasa Mekah.
Kekejaman yang dilakukan terhadap kaum muslimin itu mendorong Nabi Muhammad SAW
untuk mengungsikan para sahabatnya ke luar mekah. dengan pertimbangan yang
mendalam, pada tahun kelima kerasulannya, Nabi Muhammad SAW menetapkan
Abessinia (Ethiopia) sebagai negeri tempat berhijrah.
Tahun 620 M
Pada tahun ke-10 kenabiannya, Nabi Muhammad
SAW mengalami peristiwa Isra Mi'raj. Isra adalah perjalanan Nabi SAW dari
Masjidilharam (Mekah) ke Masjidilaksa (Yerusalem), sedangkan Mi'raj adalah
perjalanan dari Masjidilaksa ke Sidratulmuntaha di langit ke tujuh. Isra Mi'raj
terjadi secara bersambung dalam satu malam dengan ditemani Malaikat Jibril. Inti
Isra Mi'raj adalah perintah salat yang diterima Nabi SAW di Sidratulmuntaha.
Sebagai ulama berpendapat bahwa yang melakukan Isra Mi'raj adalah roh Nabi SAW,
bukan jasadnya. Sebagaian lainnya berpendapat Isra Mi'raj dilakukan dengan
jasad dan rohnya, bukan dalam mimpi.
Tahun 622 M
Karena perlakukan kaum Quraisy semakin kejam
terhadap kaum muslimin di Mekah, maka Nabi SAW segera memerintahkan para
sahabat dan pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib (yang kemudian disebut
Madinaturrasul). Setelah Nabi SAW tiba dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAW
menjadi pemimpin kota itu. Ia meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh,
antara lain dengan menetapkan Piagam Madinah bagi pembentukan suatu masyarakat
baru yang biasa disebut "negara Madinah". Dengan terbentuknya negara
Madinah, Islam semakin bertambah kuat.
Tahun 622 M
Tahun Hijriah, awal zaman Islam. Awal tarikh
Hijrah terhitung sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada 622 M.
Penetapan tahun Hijriah ditentukan belakang oleh Khalifah Umar pada 17 H/638 M
dengan mendengar usulan para sahabat. Dari berbagai usulan yang muncul, Umar
menerima usulan Ali bin Abi Thalib yang mengangkat peristiwa hijrah Nabi SAW
dari Mekan ke Madinah sebagai awal tahun Islam. Alasannya, hijrah merupakan
titik pemisah antara masa Mekah dan masa Madinah, dan merupakan momentum
terbesar perjuangan Nabi SAW dalam menyebarkan Islam.
Tahun 624 M
Puncak pertikaian antara kaum muslimin
Madinah dan kaum musyrikin Quraisy ditandai dengan perang pada 17 Ramadhan 2
H/624 M yang terjadi di Wadi Badar, 125 km selatan Madinah. Perang ini dikenal
dengan nama Perang Badar.
Tahun 625 M
Perang meletus di Bukit Uhud dan disebut
Perang Uhud. Perang ini disebabkan keinginan balas dendam kaum musyrikin
Quraisy Mekah yang kalah dalam Perang Badar. Awalnya pasukan muslim berhasil
membuat tentara Quraisy mundur, namun karena kelalaian pasukan muslim, terjadi
serangan balik yang membuat pasukan Islam terjepit sehingga Hamzah bin Abdul
Muthalib yang dijuluki "Singa Allah" terbunuh.
Tahun 627 M
Perang Khandaq atau Perang Azhab (ahzab,
sekutu) terjadi pada bulan Syawal 5 H/627 M. Ini perang antara kaum muslim dan
orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum Quraisy dan suku lainnya untuk
memerangi Nabi SAW beserta pengikutnya. Perang ini disebut Perang Khandaq (khandaq
: parit) karena berkaitan dengan strategi kaum muslim yang menggali parit
pertahanan di dataran barat laut kota Madinah untuk menghambat gerak maju
musuh.
Tahun 628 M
Pada bulan Zulkaidah 6 H (628 M), kaum
muslim dan musyrikin Mekah membuat Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian ini dibuat
berkaitan dengan larangan terhadap rombongan Nabi SAW memasuki kota Mekah untuk
berziarah (haji) oleh kaum Quraisy yang menyangka akan diserang. Setelah saling
mengirim utusan, akhirnya kaum Quraisy mengutus Suhayl bin Amr untuk menemui
Nabi SAW dan membuat perjanjian damai. Kalimat perjanjian ditulis Ali bin Abi
Thalib atas perintah Nabi SAW.
Tahun 630 M
Penaklukan kota Mekah (Fath Al -Makkah) dan
pembersihan berhala-hala di sekeliling Ka'bah. Kaum Quraisy melanggar Perjanjian
Hudaibiyah dan membantu sekutu mereka menyerang sekutu kaum muslimin.
Mengetahui hal itu, Rasulullah SAW bersama 10.000 orang tentara bertolak ke
Mekah. Kecuali mendapat perlawanan kecil dari kaum Ikrimah dan Safwan, Nabi
Muhammad SAW tidak mengalami kesukaran memasuki kota Mekah. Pasukan Islam
memasuki kota Mekah tanpa kekerasan. Seluruh berhala di sekeliling Ka'bah di
Mekah dihancurkan. Sejak penaklukan itu Mekah berada di bawah kekuasaan Nabi
Muhammad SAW.
Tahun 632 M
Setelah Nabi melewati banyak hal antara
tahun (661M-632) mulai dari dakwah, isra’ mi’raj dan peristiwa peperangan yang
besar, pada 10 H, Nabi Muhammad SAW menunaikan ibadah haji terakhir (haji
wadak) bersama sekitar 100.000 pengikutnya. Dua bulan setelah menunaikan ibadah
haji wadak, Nabi SAW menderita sakit. Pada 13 Rabiulawal 11 H/8 Juni 632 M,
Nabi Muhammad SAW wafat.
Setelah kematian Rasullullah s.a.w. Islam
berkembang ke Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring
waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.
Tahun 633-642 M
Setelah kedudukan Islam di Mekah semakin
kuat, Islam mulai membentangkan sayapnya. Dengan cepat Islam berkembang ke
Persia, Suriah, Palestina dan Mesir. Pada 641 kaum muslim Arab menguasai Mesir,
lalu menaklukan seluruh Afrika Utara.
Tahun 650 M
Atas usul Umar bin Khattab, pada masa
kekhalifahan Abu Bakar, tulisan Al-Qur'an yang berserakan muulai dikumpulkan
dan disatukan. Abu Bakar menugaskan Zaid bin Sabit untuk mengumpulkan dan
menyusun Al-Qur'an ke dalam satu mushaf, yang kemudian dikenal sebagai Mushaf
Usmani (Usman bin Affan).
Tahun 661 M
Setelah masa Al-Khulafa 'ar-Rasyidun,
Mu'awiyah yang berasal dari Bani Umayah mendirikan Dinasti Umayah, di Suriah.
Tahun 711 M
Pasukan muslim Umayah yang berada di bawah pimpinan
Tariq bin Ziyad berhasil menaklukan Spanyol Selatan. Ini merupakan awal
penaklukan Andalusia.
Tahun 712 M
Islam mulai memasuki Asia Tengah, antara
lain Bukhara dan Samarkand.
Tahun 750 M
Khalifah terakhir Umayah Damascus (Suriah),
Marwan II (744-750), kalah dalam pertempuran di Sungai Zab. Peristiwa ini
sekaligus menandai berakhirnya Dinasti Umayah dan berdirinya Dinasti Abbasiyah
dengan Abu Abbas as-Saffah sebagai khalifah pertamanya.
Tahun 751 M
Peperangan Atlakh di Talas (kini masuk dalam
wilayah Kirghistan). Pasukan muslim mengalahkan tentara Cina dan mulai mengenal
kertas dari tawanan perang Cina.
Tahun 756 M
Setelah kekuasaan Umayah di Damascus
berakhir (750 M), satu-satunya anggora keluarga Bani Umayah yang tersisa,
Abdurrahman, berhasil meloloskan diri dan menyeberang ke Spanyol. Di sana ia
membangun Dinasti Umayah yang baru dengan pusat kekuasaan di Cordoba.
Tahun 762 M
Al-Mansur, penguasa Abbasiyah kedua,
memindahkan ibukota Abbasiyah dari Hasyimiyah ke Baghdad, dan menjadikannya
pusat kebudayaan sarta perdagangan dunia Islam.
Tahun 800 M
Setelah semakin luas hubungan dunia Islam
dengan dunia luar, para saudagar muslim mulai berdagang ke negeri Cina.
Tahun 827 M
Awal penaklukan Sicilia oleh pasukan muslim.
Tahun 830 M
Baitulhikmah, sebuah lembaga ilmu
pengetahuan dan pusat penerjemahaan karya Yunani ke bahasa Arab, didirikan di
Baghdad oleh Khalifah al-Ma'mum.
Tahun 868 M
Dinasti Tulun berdiri di Mesir.
Tahun 870 M
Penaklukan Malta oleh pasukan muslim.
Tahun 909 M
Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah
Ismailiyah berdiri di Afrika Utara dan Mesir. Dinasti ini melepaskan diri dari
Abbasiyah di Baghdad.
Tahun 912-961 M
Di bawah kekuasaan Islam, Cordoba menjadi
pusat pengembangan ilmu pengetahuan di Eropa.
Tahun 970 M
Penguasa Fatimiyah mendirikan Masjid Al
Azhar di Cairo. Pada mulanya, al-Azhar hanya berfungsi sebagai jami (masjid
besar) tetapi kemudian menjadi jami'ah (universitas). Universitas al-Azhar
tercatat sebagai universitas tertua di dunia.
Tahun 1096-1099 M
Permulaan Perang Salin I (periode
penaklukan). Perang Salib adalah perang keagamaan antara umat Kristen Eropa dan
umat Islam Asia. Perang ini terjadi karena reaksi umat Kristen terhadap umat
Islam yang dianggap menyerang dan menduduki kota-kota penting serta tempat suci
umat Kristen. Selain melibatkan pasukan dengan jumlah sangat besar dan kedua
belah pihak, Perang Salib juga mengikutsertakan sejumlah pemimpin umat. Pasukan
Salib pertama dapat dikalahkan pasukan Dinasti Seljuk. Penyerangan pasukan
salib berikutnya yang dipimpin Godfrey of Bouillon berhasil menduduki Yerusalem
pada tahun 1099.
Tahun 1144-1192 M
Perang Salib II (periode reaksi umat Islam).
Pasukan muslim yang dipimpin Imanuddin Zangi, Gubernur Mosul, berhasil merebut
Allepo dan Edessa (1144). Setelah Imanuddin wafat, kepemimpinannya digantikan
oleh putranya Nuruddin Zangi, yang berhasil menguasai Damascus (1147), Antiokia
(1149) dan Mesir (1169).
Tahun 1171-1773 M
Sultan Salahudin al-Ayyubi (Saladin)
mengambil alih kekuasaan atas Mesir. Ini merupakan kekuasaan Dinasti Ayubiyah
dan sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Fatimiyah.
Tahun 1187 M
Sultan Salahudin al-Ayyubi mengalahkan
pasukan Salib dalam Perang Hattin (di sebelah barat Danau Tiberias, timur laut
Yarusalem) dan berhasil merebut kekuasaan atas kota Yarusalem dan membebaskan
Palestina secara keseluruhan.
Tahun 1189-1192 M
Perang Salib III. Pasukan Salib di bawah
pimpinan Philip II dan Richard I merbut Acre (Yarusalem). Sultan Salahudin
mengadakan gencatan senjata dan perjanjian damai dengan Richard I.
Tahun 1202-1204 M
Perang Salib IV. Constantinopel dikuasai
oleh Baldwin. Ia menjadi raja Roma-Latin pertama di kota tersebut.
Tahun 1206 M
Pasukan Islam merebut Delhi. Kesultanan
Delhi berdiri (1206-1555) sebagai kerajaan Islam pertama di India Utara, dengan
rajanya Qutbuddin Aibak dari Dinasti Mamluk India.
Tahun 1217-1221 M
Perang Salib V. Pasukan muslim merebut
kembali kota Damiette di Mesir (1221), setelah sebelumnya dikuasai pasukan
Salib.
Tahun 1228-1229 M
Perang Salilb VI. Pasukan Salib di bawah
pimpinan Frederik II menduduki kembali Yarusalem.
Tahun 1250 M
Dinasti Mamluk Mesir berdiri, dengan
Izzuddin Aibak (1250-1257) sebagai sultan pertamanya.
Tahun 1258 M
Kehancuran Abbasiyah disebabkan oleh
beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi
antara lain persaingan yang tidak sehat di antaranya beberapa bangsa yang
terhimpun di dalamnya, terutama Arab, Persia dan Turki; konflik aliran
pemikiran Islam yang sering menyebabkan pertumbahan darah; munculnya
dinasti-dinasti kecil yang ingin memerdekakan diri dari kekuasaan pusat
Abbasiyah di Baghdad; dan kemerosotan di bidang perekonomian sebagai akibat
dari kemunduran di bidang politik. Adapun faktor eksternal adalah Perang Salib
yang terjadi dalam beberapa gelombang serta hadirnya tentara Mongol di bawah
Hulagu Khan yang membumihanguskan kota Baghdad.
Tahun 1270 M
Pasukan Salib di bawah pimpinan Ludwig
merebut Tunis. Banyak tentara Salib menjadi korban karena diserang penyakit
pes, termasuk Ludwig sendiri. Lalu, kota demi kota dapat kembali direbut dan
dikuasai oleh pasukan Islam.
Tahun 1291 M
Perang Salib berakhir (periode kehancuran
pasukan Salib). Dalam Perang Salib periode ini muncul seorang pahlawan wanita
Islam, Syajar ad-Durr. Ia berhasil mengalahkan pasukan Salib dan menangkap Raja
Louis IX, namun membebaskan raja Perancis tersebut serta mengizinkannya kembali
ke negaranya. Bangsa Turki kembali menguasai Acre (Yerusalem). Kekuatan pasukan
Salib terakhir jatuh ke tangan pasukan Mamluk.
Tahun 1300 M
Dinasti Usmani didirikan di Turki. Dinasti
Usmani didirikan oleh Usman, putra Atogrol dari kabilah Oghus di daerah Mongol.
Tahun 1420-1437 M
Observatorium Ulugh Beg didirikan di
Samarkand. Observatorium ini merupakan observatorium terbaik dan termegah dalam
dunia Islam dan banyak digunakan para ilmuwan pada masa itu.
Tahun 1453 M
Pasukan Usmani berhasil merebut kota
Constantinopel dari tangan penguasa Bizantium. Ini merupakan akhir kekaisaran
Bizantium Constantinopel kemudian menjadi ibukota kerajaan Usmani dan pusat
spiritual baru dunia Islam.
Tahun 1492 M
Granada, kerajaan muslim terakhir di
Spanyol, jatuh ke tangan para raja Katolik, Ferdinand dari Aragon dan Isabella
dari Gastille.
Tahun 1526 M
Dinasti Mughal berdiri. Dinasti ini
didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530), salah seorang keturunan
Timur Lenk dari kelompok etnik Mongol (keturunan Jengiz Khan yang telah masuk
Islam).
Tahun 1609-1614 M
Setelah kekuasaan Islam di Spanyol hilang,
kaum muslim Spanyol (Moriscos) diusir dari Spanyol.
Tahun 1746 M
Muhammad bin Abdul Wahhab memperkenalkan
paham Wahabi di Semenanjung Arabia. Paham ini menegaskan agar kaum muslimin
kembali ke sumber ajaran Islam yang murni seperti yang termuat dalam Al-Qur'an
dan sunah Nabi Muhammad SAW
Tahun 1821 M
Terjadi pemberontakan muslim Cina di daerah
Sinkiang, Cina.
Tahun 1838-1897 M
Jamaluddin al-Afghani mencetuskan paham
pan-Islamisme (persatuan negara-negara Islam).
Tahun 1858 M
Dinasti Mughal di India berakhir. Setelah
kedatangan Inggris, Kesultanan Mughal berada di bawah pengaruh Inggris.
Penguasa Mughal berusaha melepaskan diri dari penjajahan Inggirs, namun
mengalami kegagalan. Akhirnya \, raja Mughal berakhir, Bahadur II (1837-1858),
diusir Inggris dari istananya.
Tahun 1905 M
Awal gerakan Salafiyah, yaitu gerakan yang
berupaya mengungkapkan kembali doktrin Islam atau kembali ke kitab suci.
Gerakan Salafiyah disebut juga "Gerakan Reformasi" karena mengadakan
pembaruan keagamaan dan reformasi moral.
Tahun 1922 M
Kerajaan Usmani Turki runtuh. Dalam usaha
menjatuhkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid II (1876-1922), kelompok militer
membentuk komite rahasia untuk menggulingkan sultan, seperti Komite Perkumpulan
Persatuan dan Kemajuan. Salah seorang pemimpinnya adalah Mustafa Kemal Ataturk.
Setelah kekuasaan sultan runtuh, Turki menjadi republik (1923) dengan Mustafa
Kemal Ataturk sebagai presiden pertama.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
Islam
datang ke Nusantara melalui perdagangan, sosial/perkawinan, pengajaran/pendidikan
dan kesenian. Berdasarkan berita Cina dari zaman Dinasti Tang, Islam masuk ke
Indonesia sekitar abad ke-7. Berita itu menyebutkan adanya serangan orang-orang
Ta shish terhadap Kerajaan Ho-Ling yang pada waktu itu diperintah oleh Ratu
Sima. Ta shih ini ditafsirkan sebagai orang-orang Arab. Hal itu diperkuat oleh
berita Jepang (784 M) yang menyebutkan tentang adanya perjalanan pendeta Kanshih.
Pendapat
yang menyatakan Islam masuk ke Nusantara sekitar abad ke-13 didasarkan pada
berita Marcopolo (1292 M) dan berita Ibnu Battutah (abad ke-14). Adanya batu
nisan makam Sultan Malik As Saleh (1297), penyebar-an ajaran tasawuf (abad
ke-13), dan keruntuhan Dinasti Abbasiyah (1258 M).
Dari bukti-bukti
itu dapat disimpul-kan bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7
Masehi yang mencapai perkembangannya pada abad ke-13. Hal itu ditandai dengan
adanya kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia.
D. PROSES MASUKNYA
ISLAM DI NUSANTARA
Masuknya
agama Islam ke wilayah Nusantara sebagai sebuah risalah hidup yang memiliki corak dan warna kehidupan yang khas yang diemban oleh
pengemban da’wah yang memiliki kesadaran penuh atas
amanah Alloh yang dibebankan kepada setiap muslim merupakan
awal penyebaran dan perkembangan risalah Islam di wilayah Nusantara. Penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara terjadi
melalui sistem perdagangan yang dimana
para pedagangnya juga berperan sebagai pengemban da’wah
Islam, serta peran aktif kekhilafahan Utsmany yang mengirimkan para pengemban da’wah untuk masuk ke Nusantara, sehingga pengaruh risalah
Islam menyebar luas ke seluruh Nusantara. Bagaimana Islam dapat tersebar di Nusantara? Berikut beberapa cara yang digunakan sehingga Islam tersebar di Nusantara.
1. Perdagangan
Letak Indonesia yang sangat
strategis di jalur perdagangan di masa itu membuat Indonesia banyak disinggahi
para pedagang dunia termasuk pedagang muslim. Banyak dari mereka yang akhirnya
tinggal dan membangun perkampungan muslim, tak jarang mereka juga sering
mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk berdakwah. Hal inilah
yang diduga memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam di nusantara.
2. Sosial/Perkawinan
Penduduk lokal beranggapan bahwa
para pedagang muslim ini adalah kalangan yang terpandang, sehingga banyak
penguasa pribumi yang menikahkan anak mereka dengan para pedagang muslim.
Sebagai sayarat sang gadis harus memeluk islam terlebih dahulu, hal inilah yang
diduga memperlancar penyebaran ajaran islam.
3. pengajaran/Pendidikan
Setelah perkampungan islam terbentuk, mereka mulai
mendirikan fasilitas pendidikan berupa pondok pesantren yang dipimpin langsung
oleh guru agama dan para ulama. Para lulusan pesantren akan pulang ke kampung
halaman dan menyebarkan ajaran islam di daerah masing-masing.
4. Kesenian
Wayang merupakan warisan budaya yang masih terjaga
hingga saat ini, dalam penyebaran ajaran islam wayang memiliki perang yang
sangat konkrit. Contohnya sunan kalijaga yang merupakan salah satu tokoh islam
menggunakan pementasan wayang untuk berdakwah.
E. PROSES PENYEBARAN
ISLAM DI INDOESIA
Berikut
merupakan beberapa pihak yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di
Indonesia.
1. Ulama
Di Pulau Jawa dikenal
adanya Wali Sembilan (Wali Songo) yang merupakan tokoh-tokoh ulama penyebar
agama Islam. Bagaimana peranan Wali Songo dalam penyebaran agama Islam?
Wali Songo adalah ahli
agama yang dekat kepada Allah swt., mempunyai tenaga gaib, tenaga batin, dan
menguasai ilmu yang tinggi. Kesembilan wali tersebut mempunyai gelar Sunan, yaitu Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan
Muria, dan Sunan Gunungjati. Pemberian gelar itu didasarkan pada tempat mereka dimakamkan,
seperti Gunung Jati di Cirebon, Drajat di dekat Tuban, Giri di Gresik, dan
sebagainya. Para anggota Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di
Indonesia.
§ Sunan
Gresik
§ Sunan
Ampel
§ Sunan
Bonang
§ Sunan
Giri
§ Sunan
Drajat
§ Sunan
Kalijaga
§ Sunan
Kudus
§ Sunan
Muria
§ Sunan
Gunungjati
2. Peranan Perdagangan
Penyebaran Islam ke daerah
Maluku berhubungan dengan perdagangan antara Malaka, Jawa, dengan Maluku. Islam
masuk ke Maluku sekitar abad ke-13. Menurut sumber tradisi, penyebaran Islam
dilakukan oleh Maulana Husayn pada masa pemerintahan Marhun di Ternate.
3.
Peranan Pendidikan
Pendidikan juga memegang
peranan dalam proses Islamisasi. Guru-guru agama, dan pondok-pondok pesantren,
dan para santrinya pranata pendidikan Islam. Semakin terkenal kyai (guru agama
Islam) yang mengajarnya, semakin terkenal pula pesantrennya. Pada masa pertumbuhan
Islam dikenal adanya Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel (Raden Rakhmat)
dan Pesantren Sunan Giri (yang murid-muridnya datang dari berbagai daerah).
4. Peranan Perkawinan
Islamisasi melalui
perkawinan pengaruhnya lebih besar, jika yang melakukan perkawinan itu dari
keluarga yang berpengaruh (golongan bangsawan dan penguasa). Misalnya,
perkawinan
antara Putri Campa dengan
Putra Brawijaya, atau antara Sunan Ampel dengan Nyi Gede Manila (seperti yang
dikisahkan dalam babad Tanah Jawa).
F.
PETA PENYEBARAN DAN TEORI MASUK AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Teori
Masuknya Islam ke Idonesia, Menurut para
sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa
oleh para pedagan muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat
perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang
masuknya Islam ke Indonesia.
1. Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama
Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13
masehi.
2. Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan
bahwa agama Islam dibawa oleh pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan
kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia dengan Persia.
3. Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia
langsung dibawa para pedagah Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari
China yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat perkampungan muslim di
pantai barat Sumatera.
G. KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
sejarah
pertumbuhan kerajaan Islam dan pengaruh kebudayaanya terhadap masyarakat
Indonesia.
§ Kerajaan
berlangsung dari abad 13-16m
§ Kerajaan
Islamdi Sumatra (Samudra Pasai, Perlak dan Aceh Darrussalam, Pagaruyung,
Malaka).
§ Kerajaan
Islam di Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah , dan Jawa Timur).
§ Kerajaan
Islam di Jawa Barat (1.Salakanagara 52 Saka/ 130-131 m tempat di Teluk Lada di
Padeglang, 2. Tarumanegara abad 4-7, 3. Kerajaan Sunda –Galuh sekarang masuk
provinsi Lampung, 4.Kerajaan Banten 1724-1798/ 1552-1570 (Sultan Hasanudin), 5.
Kerajaan Cirebon abad 16, 6. Sumedanglarang abad 9-16, 7. Kerajaan Pasundan, 8.
Kerajaan Padjajaran).
§ Kerajaan
Islam di Jawa Tengah (1. Mataram (kasultanan Surakarta-Pakubuwana, Pakualaman,
Pajang, Kasultanan Yogyakarta-Mangkubuwono, 2.Demak abad 15, 3.Pajang).
§ Kerajaan
Hindu -Budha di Jawa Timur (Majapahit,Medang, Kahuripan, Kediri, Singasari).
§ Penyebaran
Islam di Jawa Timur ( Sunan Gresik-Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Raden
Rahmat/sunan Ampel di Ampel Dentha, Sunan Giri/Syekh Maulana Ishak di
Blambangan, Raden Makdum ibrahim/Sunan Bonang di Tuban, Raden Qosim/Sunan
Drajat di Lamongan dengan gamelan, gending dan tembang-penyebaran islam dengan
mendirikan pondok pesantren)
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Hal ini terbukti dari peninggalannya
berupa bekas keraton, batu nisan, masjid, kesusastraan, dan sebagainya. Di
bekas daerah Samudra Pasai banyak ditemukan makam raja Islam, seperti makam
Sultan Malik al-Saleh, yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M. Jirat-jirat
di pemakaman raja Samudera Pasai didatangkan dari India. Istana disusun dan
diatur secara budaya India. Diantara para pembesarnya terdapat orang-orang
Persia (Iran). Bahkan, patihnya bergelar Amir. Dengan demikian, kebudayaan
Islam pada masa kerajaan Samudra Pasai telah berkembang cukup pesat.
2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh muncul
setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis. Masa kejayaan Kerajaan Aceh tercapai
dalam pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Seni sastranya dalam kebudayaan
masyarakat Aceh dipengaruhi oleh budaya agama Islam. Rakyat Aceh terutama kaum
ulamanya gemar menulis buku kesusastraan. Misalnya, Nuruddin ar-Raniri menulis
buku Bustanus Salatin dan Hamzah Fansuri menulis Syair Perahu, Syair Burung
Pingai, dan Asrar al
Arifin. Selain itu,
hasil-hasil kebudayaan masyarakat Aceh dipengaruhi oleh lingkungan alamnya,
yaitu sungai dan lautan. Rakyat Aceh pandai membuat perahu dan kapal-kapal
layar. Dengan demikian, tampaklah bahwa masyarakat kerajaan Aceh dipengaruhi
oleh budaya Islam.
3. Kerajaan Demak
Kebudayaan masyarakat Demak
bercorak Islam yang terlihat dari banyaknya masjid, makam-makam, kitab suci
Al-Qur’an, ukir-ukiran berlanggam (bercorak) Islam, dan sebagainya.
Sampaisampai sekarang Demak dikenal sebagai pusat pendidikan dan penyebaran
agama Islam di Jawa Tengah. Bahkan, dalam sejarah Indonesia, Demak dikenal
sebagai pusat daerah budaya Islam di Pulau Jawa.
4. Kerajaan Mataram
Sebagai kerajaan Islam,
hasil budaya masyarakat Kerajaan Mataram diwarnai oleh agama Islam. Salah satu
hasil budaya Kerajaan Mataram adalah penanggalan (almanak) Jawa. Almanak Jawa
ini merupakan hasil karya dari Sultan Agung. Almanak ini diberlakukan pada
tahun 1633 M, dengan menetapkan bahwa pada tanggal 1 Muharam 1043 H sama dengan
tanggal 1 Muharam 1555 tahun Jawa. Jadi jika disesuaikan dengan penanggalan
Masehi, maka tanggal di atas sama dengan tanggal 8 Juli 1633.
Dengan demikian, almanak
Jawa adalah perpaduan dari penanggalan Saka (Hindu) dan penanggalan Hijriyah
(Islam). Hasil budaya masyarakat Mataram Baru yang masih ada sekarang adalah
adanya tradisi Sekaten di Yogyakarta dan Cirebon yang dirayakan pada setiap perayaan
Maulid Nabi Muhammad saw. Peninggalan Keraton di Yogyakarta dan di Surakarta
yang sampai sekarang masih berjalan, yaitu berupa kesultanan lengkap dengan fasilitas
peninggalan zaman Mataram baru.
5. Kesultanan Cirebon
Perpecahan dan kemunduran
politik Kesultanan Cirebon pada awal abad ke-18 ternyata tidak mengurangi
wibawa Cirebon sebagai pusat agama Islam di Jawa Barat. Demikian pula kehidupan
sosial tetap berkembang dengan baik. Peranan histories keagamaan yang
dipelopori oleh Sunan Gunung Jati tak pernah hilang dalam kehidupan masyarakat
Cirebon. Kegiatan dan pendidikan dan penyiaran agama Islam pada zaman VOC dapat
berjalan terus.
Demikian pula di bidang
budaya tetap berkembang subur. Dalam abad ke-17 di keraton-keraton Cirebon
berkembang kegiatan sastra, seperti suluk, kakain, dan naskah-naskah kuno
lainnya. Demikian pula
dalam bidang seni bangunan dan seni kaligrafi berkembang cukup baik. Keraton
dan masjid-masjid peninggalan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan sekalipun
di bawah pengaruh kekuasaan Hindia Belanda. Bahkan sampai sekarang hasil budaya
masyarakat Kesultanan Cirebon, seperti keraton, masjid, pondok pesantren, naskah-naskah
kuno, tradisi Panjang jimat, dan lain-lain masih tetap dipelihara dengan baik.
6. Kesultanan Banten
Kejayaan Kesultanan Banten
pada masa lalu tampak dari peninggalan-peninggalannya, seperti Masjid Agung
Banten yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin. Masjid
ini mempunyai ciri arsitektur yang merupakan perpaduan antara seni bangunan Jawa
dan Barat. Di halaman selatan masjid terdapat bangunan Tiamah, yang merupakan
bangunan tambahan yang dibuat oleh Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek
kebangsaan Belanda. Dahulu Tiamah ini digunakan sebagai tempat majlis taklim serta
tempat alim ulama Banten bermusyawarah tentang soal-soal agama Islam.
Selain masjid tadi, di
Kasunanan terdapat masjid yang umurnya lebih tua dari Masjid Agung Banten. Di
masjid inilah Kyai Dukuh tinggal dan mengajarkan agama Islam. Kyai Dukuh ini bergelar
Pangeran Kasunyatan, guru Maulana Yusuf, Sultan Banten yang kedua. Bangunan
lainnya yang membuktikan kemegahan Kesultanan Banten yang kedua adalah bekas
Keraton Surosowan yang dikelilingi oleh tembok benteng tebal, luasnya 4 hektar,
berbentuk empat persegi panjang. Benteng tersebut sampai sekarang masih tegak
berdiri. Dalam situs (daerah, lahan) kepurbakalaan Banten ditemukan beberapa
peninggalan Kesultanan Banten, antara lain Menara Masjid, Mesjid Pacinan Tinggi,
Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk, Watu Gilang, dan Pelabuhan perahu
Karangantu. Semua itu merupakan peninggalan budaya masyarakat Kesultanan Banten
pada masa jayanya dahulu.
7. Kerajaan Gowa-Tallo
Hasil kebudayaan masyarakat
Makasar dipengaruhi oleh lingkungannya yang dikelilingi lautan. Hasil budaya
rakyat Makasar yang paling terkenal adalah perahu bercadik, yang disebut Korakora.
Ciri pertahanan dari kerajaan Makasar adalah adanya benteng-benteng pertahanan.
Sampai sekarang di
Makasar masih terdapat benteng-benteng pertahanan, yaitu benteng Sombaopu dan
View Rotterdam. Jadi, aspek kehidupan budaya rakyat Makassar lebih bersifat
agraris dan bahari.
8. Kerajaan Ternate dan Tidore
Pengaruh agama dan budaya
Islam di Maluku (Ternate dan Tidore) belum meluas ke seluruh daerah. Sebabnya,
masih banyak rakyat Maluku yang mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya. Hal
tersebut terbukti dari bekas peninggalan-peninggalannya, yakni masjid, buku-buku
tentang Islam, makam-makam yang berpolakan Islam yang ada di Maluku tidak
begitu banyak jumlahnya. Dengan kata lain hasil-hasil kebudayaan rakyat Maluku
merupakan campuran antara budaya Islam dan pra Islam. Berikut gambaran singkat
perjalanan Kerajaan Islam di Nusantara.