Senin, 24 Oktober 2016

Sejarah Perkembangan Umat Islam

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ISLAM




A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Islam adalah agama da’wah, agama yang menuntut setiap kaum muslim baiklaki-laki maupun perempuan untuk melakukan aktivitas da’wah, yakni menyerukan alma’ruf(kebaikan) dan mencegah al-munkar(kemungkaran) sebagaimana disebutkan dalam firman Alloh surat Ali ‘Imron(3) ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI DUNIA
Perkembagan Islam mulai dari periode awal kemunculannya sampai sekarang, telah tercatat dalam sejarah dunia. Berbagai peristiwa penting yang terjadi memberi warna bagi perkembangan kehidupan umat, khususnya dalam syiar Islam. Islam muncul di Semenanjung Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad saw mendapat ayat-ayat Allah s.w.t.
Semenanjung Arab sebelum kedatangan Islam adalah daerah yang sangat terbelakang. Banyak orang Arab yang penyembah berhala dan pengikut lain dari agama Kristen dan Yahudi. Mekkah saat itu adalah tempat suci bagi orang-orang Arab. karena di tempat-tempat ini ada berhala agama mereka dan ada juga Sumur Zamzam, dan yang paling penting adalah Ka’bah. Sepeninggalan Nabi agung Muhammad SAW tepatnya pada 632 M silam, kepemimpinan agama Islam tidak berhenti begitu saja. Kepemimpinan Islam diteruskan oleh para khalifah dan disebarkan ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Hebatnya baru sampai abad ke 8 Islam telah menyebar hingga ke seluruh afrika, timur  tengah, dan benua eropa. Baru pada dinasti Ummayah perkembangan islam masuk ke nusantara.

Bermula dari kawasan Saudi Arabia, yaitu pada dua kota utama yaitu Kota Mekah tempat Rasul Muhammad dilahirkan dan Madinah sebagai pusat perkembangan awal Islam. Di Kota Madinah inilah terjalinnya integrasi sosioreligius antara kaum muhajirin (pendatang) dan anshor (penduduk Madinah). Mereka dipersatukan Rasul Muhammad berdasarkan konsep persaudaraan. Proses migrasi Nabi Muhammad dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah ini menjadi dasar dari sistem kalender Hijriah Islam. Akhirnya Islam berkembang keseluruh Jazirah Arab, Persia, Asia Selatan, China, Eropa Barat dan Timur, Nusantara (Asia Tenggara), dan kini ke seluruh penjuru dunia. Islam adalah agama yang paling pesat perkembangan jumlah pengikutnya dalam beberapa abad terakhir ini. Berikut ini adalah rangkuman sejarah singkat perkembangan islam.


INI PERKEMBANGANGAN ISLAM DARI MASA KE MASA
Tahun 570 M
Nabi Muhammad SAW lahir di Mekah, sebuah kota yang amat penting dan terkenal di Semenanjung Arabia pada masa itu pada taggal 12- Rabi’ul Awal atau pada tanggal 21 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad adalah seorang yatim piatu setelah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal ketika ia berusia 7 tahun.
Nabi Muhammad SAW berasal dari Bani Hasyim, kabilah yang paling mulia dalam suku Quraisy yang mendominasi masyarakat Arab. Tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW dikenal dengan nama "Tahun Gajah", karena bertepatan dengan datangnya pasukan gajah yang dipimpin Abrahah (gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) menyerbu Mekah untuk menghancurkan Ka'bah dan memindahkan pusat kegamaan ini ke negerinya.

Tahun 611 M
Menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri dan bertafakur di Gua Hira. Pada 17 Ramadhan 11 SH/6 Agustus 611, Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama dari Allag SWT kepada Muhammad: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan ..." (QS. 96:1-5). Dengan turunnya wahyu pertama itu, Muhammad SAW dipilih Allah SWT sebagai rasul.

Tahun 615 M
Hijrah Pertama. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW mendapat banyak rintangan dari penduduk dan penguasa Mekah. Kekejaman yang dilakukan terhadap kaum muslimin itu mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan para sahabatnya ke luar mekah. dengan pertimbangan yang mendalam, pada tahun kelima kerasulannya, Nabi Muhammad SAW menetapkan Abessinia (Ethiopia) sebagai negeri tempat berhijrah.

Tahun 620 M
Pada tahun ke-10 kenabiannya, Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa Isra Mi'raj. Isra adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidilharam (Mekah) ke Masjidilaksa (Yerusalem), sedangkan Mi'raj adalah perjalanan dari Masjidilaksa ke Sidratulmuntaha di langit ke tujuh. Isra Mi'raj terjadi secara bersambung dalam satu malam dengan ditemani Malaikat Jibril. Inti Isra Mi'raj adalah perintah salat yang diterima Nabi SAW di Sidratulmuntaha. Sebagai ulama berpendapat bahwa yang melakukan Isra Mi'raj adalah roh Nabi SAW, bukan jasadnya. Sebagaian lainnya berpendapat Isra Mi'raj dilakukan dengan jasad dan rohnya, bukan dalam mimpi.

Tahun 622 M
Karena perlakukan kaum Quraisy semakin kejam terhadap kaum muslimin di Mekah, maka Nabi SAW segera memerintahkan para sahabat dan pengikutnya untuk hijrah ke Yatsrib (yang kemudian disebut Madinaturrasul). Setelah Nabi SAW tiba dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAW menjadi pemimpin kota itu. Ia meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh, antara lain dengan menetapkan Piagam Madinah bagi pembentukan suatu masyarakat baru yang biasa disebut "negara Madinah". Dengan terbentuknya negara Madinah, Islam semakin bertambah kuat.

Tahun 622 M
Tahun Hijriah, awal zaman Islam. Awal tarikh Hijrah terhitung sejak Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada 622 M. Penetapan tahun Hijriah ditentukan belakang oleh Khalifah Umar pada 17 H/638 M dengan mendengar usulan para sahabat. Dari berbagai usulan yang muncul, Umar menerima usulan Ali bin Abi Thalib yang mengangkat peristiwa hijrah Nabi SAW dari Mekan ke Madinah sebagai awal tahun Islam. Alasannya, hijrah merupakan titik pemisah antara masa Mekah dan masa Madinah, dan merupakan momentum terbesar perjuangan Nabi SAW dalam menyebarkan Islam.

Tahun 624 M
Puncak pertikaian antara kaum muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy ditandai dengan perang pada 17 Ramadhan 2 H/624 M yang terjadi di Wadi Badar, 125 km selatan Madinah. Perang ini dikenal dengan nama Perang Badar.


Tahun 625 M
Perang meletus di Bukit Uhud dan disebut Perang Uhud. Perang ini disebabkan keinginan balas dendam kaum musyrikin Quraisy Mekah yang kalah dalam Perang Badar. Awalnya pasukan muslim berhasil membuat tentara Quraisy mundur, namun karena kelalaian pasukan muslim, terjadi serangan balik yang membuat pasukan Islam terjepit sehingga Hamzah bin Abdul Muthalib yang dijuluki "Singa Allah" terbunuh.

Tahun 627 M
Perang Khandaq atau Perang Azhab (ahzab, sekutu) terjadi pada bulan Syawal 5 H/627 M. Ini perang antara kaum muslim dan orang Yahudi yang bersekutu dengan kaum Quraisy dan suku lainnya untuk memerangi Nabi SAW beserta pengikutnya. Perang ini disebut Perang Khandaq (khandaq : parit) karena berkaitan dengan strategi kaum muslim yang menggali parit pertahanan di dataran barat laut kota Madinah untuk menghambat gerak maju musuh.

Tahun 628 M
Pada bulan Zulkaidah 6 H (628 M), kaum muslim dan musyrikin Mekah membuat Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian ini dibuat berkaitan dengan larangan terhadap rombongan Nabi SAW memasuki kota Mekah untuk berziarah (haji) oleh kaum Quraisy yang menyangka akan diserang. Setelah saling mengirim utusan, akhirnya kaum Quraisy mengutus Suhayl bin Amr untuk menemui Nabi SAW dan membuat perjanjian damai. Kalimat perjanjian ditulis Ali bin Abi Thalib atas perintah Nabi SAW.

Tahun 630 M
Penaklukan kota Mekah (Fath Al -Makkah) dan pembersihan berhala-hala di sekeliling Ka'bah. Kaum Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah dan membantu sekutu mereka menyerang sekutu kaum muslimin. Mengetahui hal itu, Rasulullah SAW bersama 10.000 orang tentara bertolak ke Mekah. Kecuali mendapat perlawanan kecil dari kaum Ikrimah dan Safwan, Nabi Muhammad SAW tidak mengalami kesukaran memasuki kota Mekah. Pasukan Islam memasuki kota Mekah tanpa kekerasan. Seluruh berhala di sekeliling Ka'bah di Mekah dihancurkan. Sejak penaklukan itu Mekah berada di bawah kekuasaan Nabi Muhammad SAW.

Tahun 632 M
Setelah Nabi melewati banyak hal antara tahun (661M-632) mulai dari dakwah, isra’ mi’raj dan peristiwa peperangan yang besar, pada 10 H, Nabi Muhammad SAW menunaikan ibadah haji terakhir (haji wadak) bersama sekitar 100.000 pengikutnya. Dua bulan setelah menunaikan ibadah haji wadak, Nabi SAW menderita sakit. Pada 13 Rabiulawal 11 H/8 Juni 632 M, Nabi Muhammad SAW wafat.
Setelah kematian Rasullullah s.a.w. Islam berkembang ke Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.

Tahun 633-642 M
Setelah kedudukan Islam di Mekah semakin kuat, Islam mulai membentangkan sayapnya. Dengan cepat Islam berkembang ke Persia, Suriah, Palestina dan Mesir. Pada 641 kaum muslim Arab menguasai Mesir, lalu menaklukan seluruh Afrika Utara.

Tahun 650 M
Atas usul Umar bin Khattab, pada masa kekhalifahan Abu Bakar, tulisan Al-Qur'an yang berserakan muulai dikumpulkan dan disatukan. Abu Bakar menugaskan Zaid bin Sabit untuk mengumpulkan dan menyusun Al-Qur'an ke dalam satu mushaf, yang kemudian dikenal sebagai Mushaf Usmani (Usman bin Affan).

Tahun 661 M
Setelah masa Al-Khulafa 'ar-Rasyidun, Mu'awiyah yang berasal dari Bani Umayah mendirikan Dinasti Umayah, di Suriah.

Tahun 711 M
Pasukan muslim Umayah yang berada di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad berhasil menaklukan Spanyol Selatan. Ini merupakan awal penaklukan Andalusia.

Tahun 712 M
Islam mulai memasuki Asia Tengah, antara lain Bukhara dan Samarkand.

Tahun 750 M
Khalifah terakhir Umayah Damascus (Suriah), Marwan II (744-750), kalah dalam pertempuran di Sungai Zab. Peristiwa ini sekaligus menandai berakhirnya Dinasti Umayah dan berdirinya Dinasti Abbasiyah dengan Abu Abbas as-Saffah sebagai khalifah pertamanya.

Tahun 751 M
Peperangan Atlakh di Talas (kini masuk dalam wilayah Kirghistan). Pasukan muslim mengalahkan tentara Cina dan mulai mengenal kertas dari tawanan perang Cina.

Tahun 756 M
Setelah kekuasaan Umayah di Damascus berakhir (750 M), satu-satunya anggora keluarga Bani Umayah yang tersisa, Abdurrahman, berhasil meloloskan diri dan menyeberang ke Spanyol. Di sana ia membangun Dinasti Umayah yang baru dengan pusat kekuasaan di Cordoba.

Tahun 762 M
Al-Mansur, penguasa Abbasiyah kedua, memindahkan ibukota Abbasiyah dari Hasyimiyah ke Baghdad, dan menjadikannya pusat kebudayaan sarta perdagangan dunia Islam.

Tahun 800 M
Setelah semakin luas hubungan dunia Islam dengan dunia luar, para saudagar muslim mulai berdagang ke negeri Cina.

Tahun 827 M
Awal penaklukan Sicilia oleh pasukan muslim.

Tahun 830 M
Baitulhikmah, sebuah lembaga ilmu pengetahuan dan pusat penerjemahaan karya Yunani ke bahasa Arab, didirikan di Baghdad oleh Khalifah al-Ma'mum.

Tahun 868 M
Dinasti Tulun berdiri di Mesir.

Tahun 870 M
Penaklukan Malta oleh pasukan muslim.

Tahun 909 M
Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah Ismailiyah berdiri di Afrika Utara dan Mesir. Dinasti ini melepaskan diri dari Abbasiyah di Baghdad.

Tahun 912-961 M
Di bawah kekuasaan Islam, Cordoba menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan di Eropa.
Tahun 970 M
Penguasa Fatimiyah mendirikan Masjid Al Azhar di Cairo. Pada mulanya, al-Azhar hanya berfungsi sebagai jami (masjid besar) tetapi kemudian menjadi jami'ah (universitas). Universitas al-Azhar tercatat sebagai universitas tertua di dunia.

Tahun 1096-1099 M
Permulaan Perang Salin I (periode penaklukan). Perang Salib adalah perang keagamaan antara umat Kristen Eropa dan umat Islam Asia. Perang ini terjadi karena reaksi umat Kristen terhadap umat Islam yang dianggap menyerang dan menduduki kota-kota penting serta tempat suci umat Kristen. Selain melibatkan pasukan dengan jumlah sangat besar dan kedua belah pihak, Perang Salib juga mengikutsertakan sejumlah pemimpin umat. Pasukan Salib pertama dapat dikalahkan pasukan Dinasti Seljuk. Penyerangan pasukan salib berikutnya yang dipimpin Godfrey of Bouillon berhasil menduduki Yerusalem pada tahun 1099.

Tahun 1144-1192 M
Perang Salib II (periode reaksi umat Islam). Pasukan muslim yang dipimpin Imanuddin Zangi, Gubernur Mosul, berhasil merebut Allepo dan Edessa (1144). Setelah Imanuddin wafat, kepemimpinannya digantikan oleh putranya Nuruddin Zangi, yang berhasil menguasai Damascus (1147), Antiokia (1149) dan Mesir (1169).

Tahun 1171-1773 M
Sultan Salahudin al-Ayyubi (Saladin) mengambil alih kekuasaan atas Mesir. Ini merupakan kekuasaan Dinasti Ayubiyah dan sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Fatimiyah.

Tahun 1187 M
Sultan Salahudin al-Ayyubi mengalahkan pasukan Salib dalam Perang Hattin (di sebelah barat Danau Tiberias, timur laut Yarusalem) dan berhasil merebut kekuasaan atas kota Yarusalem dan membebaskan Palestina secara keseluruhan.

Tahun 1189-1192 M
Perang Salib III. Pasukan Salib di bawah pimpinan Philip II dan Richard I merbut Acre (Yarusalem). Sultan Salahudin mengadakan gencatan senjata dan perjanjian damai dengan Richard I.


Tahun 1202-1204 M
Perang Salib IV. Constantinopel dikuasai oleh Baldwin. Ia menjadi raja Roma-Latin pertama di kota tersebut.

Tahun 1206 M
Pasukan Islam merebut Delhi. Kesultanan Delhi berdiri (1206-1555) sebagai kerajaan Islam pertama di India Utara, dengan rajanya Qutbuddin Aibak dari Dinasti Mamluk India.

Tahun 1217-1221 M
Perang Salib V. Pasukan muslim merebut kembali kota Damiette di Mesir (1221), setelah sebelumnya dikuasai pasukan Salib.

Tahun 1228-1229 M
Perang Salilb VI. Pasukan Salib di bawah pimpinan Frederik II menduduki kembali Yarusalem.

Tahun 1250 M
Dinasti Mamluk Mesir berdiri, dengan Izzuddin Aibak (1250-1257) sebagai sultan pertamanya.

Tahun 1258 M
Kehancuran Abbasiyah disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi antara lain persaingan yang tidak sehat di antaranya beberapa bangsa yang terhimpun di dalamnya, terutama Arab, Persia dan Turki; konflik aliran pemikiran Islam yang sering menyebabkan pertumbahan darah; munculnya dinasti-dinasti kecil yang ingin memerdekakan diri dari kekuasaan pusat Abbasiyah di Baghdad; dan kemerosotan di bidang perekonomian sebagai akibat dari kemunduran di bidang politik. Adapun faktor eksternal adalah Perang Salib yang terjadi dalam beberapa gelombang serta hadirnya tentara Mongol di bawah Hulagu Khan yang membumihanguskan kota Baghdad.

Tahun 1270 M
Pasukan Salib di bawah pimpinan Ludwig merebut Tunis. Banyak tentara Salib menjadi korban karena diserang penyakit pes, termasuk Ludwig sendiri. Lalu, kota demi kota dapat kembali direbut dan dikuasai oleh pasukan Islam.


Tahun 1291 M
Perang Salib berakhir (periode kehancuran pasukan Salib). Dalam Perang Salib periode ini muncul seorang pahlawan wanita Islam, Syajar ad-Durr. Ia berhasil mengalahkan pasukan Salib dan menangkap Raja Louis IX, namun membebaskan raja Perancis tersebut serta mengizinkannya kembali ke negaranya. Bangsa Turki kembali menguasai Acre (Yerusalem). Kekuatan pasukan Salib terakhir jatuh ke tangan pasukan Mamluk.

Tahun 1300 M
Dinasti Usmani didirikan di Turki. Dinasti Usmani didirikan oleh Usman, putra Atogrol dari kabilah Oghus di daerah Mongol.

Tahun 1420-1437 M
Observatorium Ulugh Beg didirikan di Samarkand. Observatorium ini merupakan observatorium terbaik dan termegah dalam dunia Islam dan banyak digunakan para ilmuwan pada masa itu.

Tahun 1453 M
Pasukan Usmani berhasil merebut kota Constantinopel dari tangan penguasa Bizantium. Ini merupakan akhir kekaisaran Bizantium Constantinopel kemudian menjadi ibukota kerajaan Usmani dan pusat spiritual baru dunia Islam.

Tahun 1492 M
Granada, kerajaan muslim terakhir di Spanyol, jatuh ke tangan para raja Katolik, Ferdinand dari Aragon dan Isabella dari Gastille.

Tahun 1526 M
Dinasti Mughal berdiri. Dinasti ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530), salah seorang keturunan Timur Lenk dari kelompok etnik Mongol (keturunan Jengiz Khan yang telah masuk Islam).

Tahun 1609-1614 M
Setelah kekuasaan Islam di Spanyol hilang, kaum muslim Spanyol (Moriscos) diusir dari Spanyol.


Tahun 1746 M
Muhammad bin Abdul Wahhab memperkenalkan paham Wahabi di Semenanjung Arabia. Paham ini menegaskan agar kaum muslimin kembali ke sumber ajaran Islam yang murni seperti yang termuat dalam Al-Qur'an dan sunah Nabi Muhammad SAW

Tahun 1821 M
Terjadi pemberontakan muslim Cina di daerah Sinkiang, Cina.

Tahun 1838-1897 M
Jamaluddin al-Afghani mencetuskan paham pan-Islamisme (persatuan negara-negara Islam).

Tahun 1858 M
Dinasti Mughal di India berakhir. Setelah kedatangan Inggris, Kesultanan Mughal berada di bawah pengaruh Inggris. Penguasa Mughal berusaha melepaskan diri dari penjajahan Inggirs, namun mengalami kegagalan. Akhirnya \, raja Mughal berakhir, Bahadur II (1837-1858), diusir Inggris dari istananya.

Tahun 1905 M
Awal gerakan Salafiyah, yaitu gerakan yang berupaya mengungkapkan kembali doktrin Islam atau kembali ke kitab suci. Gerakan Salafiyah disebut juga "Gerakan Reformasi" karena mengadakan pembaruan keagamaan dan reformasi moral.

Tahun 1922 M

Kerajaan Usmani Turki runtuh. Dalam usaha menjatuhkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid II (1876-1922), kelompok militer membentuk komite rahasia untuk menggulingkan sultan, seperti Komite Perkumpulan Persatuan dan Kemajuan. Salah seorang pemimpinnya adalah Mustafa Kemal Ataturk. Setelah kekuasaan sultan runtuh, Turki menjadi republik (1923) dengan Mustafa Kemal Ataturk sebagai presiden pertama.

C. SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA


Islam datang ke Nusantara melalui perdagangan, sosial/perkawinan, pengajaran/pendidikan dan kesenian. Berdasarkan berita Cina dari zaman Dinasti Tang, Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7. Berita itu menyebutkan adanya serangan orang-orang Ta shish terhadap Kerajaan Ho-Ling yang pada waktu itu diperintah oleh Ratu Sima. Ta shih ini ditafsirkan sebagai orang-orang Arab. Hal itu diperkuat oleh berita Jepang (784 M) yang menyebutkan tentang adanya perjalanan pendeta Kanshih.

Pendapat yang menyatakan Islam masuk ke Nusantara sekitar abad ke-13 didasarkan pada berita Marcopolo (1292 M) dan berita Ibnu Battutah (abad ke-14). Adanya batu nisan makam Sultan Malik As Saleh (1297), penyebar-an ajaran tasawuf (abad ke-13), dan keruntuhan Dinasti Abbasiyah (1258 M).

Dari bukti-bukti itu dapat disimpul-kan bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 Masehi yang mencapai perkembangannya pada abad ke-13. Hal itu ditandai dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia.



D. PROSES MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA
Masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara sebagai sebuah risalah hidup yang memiliki corak dan warna kehidupan yang khas yang diemban oleh pengemban da’wah yang memiliki kesadaran penuh atas amanah Alloh yang dibebankan kepada setiap muslim merupakan awal penyebaran dan perkembangan risalah Islam di wilayah Nusantara. Penyebaran dan perkembangan Islam di Nusantara terjadi melalui sistem perdagangan yang dimana para pedagangnya juga berperan sebagai pengemban da’wah Islam, serta peran aktif kekhilafahan Utsmany yang mengirimkan para pengemban da’wah untuk masuk ke Nusantara, sehingga pengaruh risalah Islam menyebar luas ke seluruh Nusantara. Bagaimana Islam dapat tersebar di Nusantara? Berikut beberapa cara yang digunakan sehingga Islam tersebar di Nusantara.
1. Perdagangan
Letak Indonesia yang sangat strategis di jalur perdagangan di masa itu membuat Indonesia banyak disinggahi para pedagang dunia termasuk pedagang muslim. Banyak dari mereka yang akhirnya tinggal dan membangun perkampungan muslim, tak jarang mereka juga sering mendatangkan para ulama dari negeri asal mereka untuk berdakwah. Hal inilah yang diduga memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam di nusantara.
2. Sosial/Perkawinan
Penduduk lokal beranggapan bahwa para pedagang muslim ini adalah kalangan yang terpandang, sehingga banyak penguasa pribumi yang menikahkan anak mereka dengan para pedagang muslim. Sebagai sayarat sang gadis harus memeluk islam terlebih dahulu, hal inilah yang diduga memperlancar penyebaran ajaran islam.
3. pengajaran/Pendidikan
Setelah perkampungan islam terbentuk, mereka mulai mendirikan fasilitas pendidikan berupa pondok pesantren yang dipimpin langsung oleh guru agama dan para ulama. Para lulusan pesantren akan pulang ke kampung halaman dan menyebarkan ajaran islam di daerah masing-masing.

4. Kesenian

Wayang merupakan warisan budaya yang masih terjaga hingga saat ini, dalam penyebaran ajaran islam wayang memiliki perang yang sangat konkrit. Contohnya sunan kalijaga yang merupakan salah satu tokoh islam menggunakan pementasan wayang untuk berdakwah.





E. PROSES PENYEBARAN ISLAM DI INDOESIA
Berikut merupakan beberapa pihak yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.

1. Ulama
Di Pulau Jawa dikenal adanya Wali Sembilan (Wali Songo) yang merupakan tokoh-tokoh ulama penyebar agama Islam. Bagaimana peranan Wali Songo dalam penyebaran agama Islam?
Wali Songo adalah ahli agama yang dekat kepada Allah swt., mempunyai tenaga gaib, tenaga batin, dan menguasai ilmu yang tinggi. Kesembilan wali tersebut mempunyai gelar Sunan, yaitu Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunungjati. Pemberian gelar itu didasarkan pada tempat mereka dimakamkan, seperti Gunung Jati di Cirebon, Drajat di dekat Tuban, Giri di Gresik, dan sebagainya. Para anggota Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di
Indonesia.
§  Sunan Gresik
§  Sunan Ampel
§  Sunan Bonang
§  Sunan Giri
§  Sunan Drajat
§  Sunan Kalijaga
§  Sunan Kudus
§  Sunan Muria
§  Sunan Gunungjati

2. Peranan Perdagangan
Penyebaran Islam ke daerah Maluku berhubungan dengan perdagangan antara Malaka, Jawa, dengan Maluku. Islam masuk ke Maluku sekitar abad ke-13. Menurut sumber tradisi, penyebaran Islam dilakukan oleh Maulana Husayn pada masa pemerintahan Marhun di Ternate.


3. Peranan Pendidikan
Pendidikan juga memegang peranan dalam proses Islamisasi. Guru-guru agama, dan pondok-pondok pesantren, dan para santrinya pranata pendidikan Islam. Semakin terkenal kyai (guru agama Islam) yang mengajarnya, semakin terkenal pula pesantrennya. Pada masa pertumbuhan Islam dikenal adanya Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel (Raden Rakhmat) dan Pesantren Sunan Giri (yang murid-muridnya datang dari berbagai daerah).


4. Peranan Perkawinan
Islamisasi melalui perkawinan pengaruhnya lebih besar, jika yang melakukan perkawinan itu dari keluarga yang berpengaruh (golongan bangsawan dan penguasa). Misalnya, perkawinan
antara Putri Campa dengan Putra Brawijaya, atau antara Sunan Ampel dengan Nyi Gede Manila (seperti yang dikisahkan dalam babad Tanah Jawa).



F. PETA PENYEBARAN DAN TEORI MASUK AGAMA ISLAM DI INDONESIA


Teori Masuknya Islam ke Idonesia, Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa oleh para pedagan muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat perbedaan pendapat dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang masuknya Islam ke Indonesia.

1. Teori Gujarat
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.



2. Teori Persia
P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh pedagang Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia dengan Persia.

3. Teori Mekkah
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah Mekkah, teori ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.


G. KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

sejarah pertumbuhan kerajaan Islam dan pengaruh kebudayaanya terhadap masyarakat Indonesia.

§  Kerajaan berlangsung dari abad 13-16m
§  Kerajaan Islamdi Sumatra (Samudra Pasai, Perlak dan Aceh Darrussalam, Pagaruyung, Malaka).
§  Kerajaan Islam di Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah , dan Jawa Timur).
§  Kerajaan Islam di Jawa Barat (1.Salakanagara 52 Saka/ 130-131 m tempat di Teluk Lada di Padeglang, 2. Tarumanegara abad 4-7, 3. Kerajaan Sunda –Galuh sekarang masuk provinsi Lampung, 4.Kerajaan Banten 1724-1798/ 1552-1570 (Sultan Hasanudin), 5. Kerajaan Cirebon abad 16, 6. Sumedanglarang abad 9-16, 7. Kerajaan Pasundan, 8. Kerajaan Padjajaran).
§  Kerajaan Islam di Jawa Tengah (1. Mataram (kasultanan Surakarta-Pakubuwana, Pakualaman, Pajang, Kasultanan Yogyakarta-Mangkubuwono, 2.Demak abad 15, 3.Pajang).
§  Kerajaan Hindu -Budha di Jawa Timur (Majapahit,Medang, Kahuripan, Kediri, Singasari).
§  Penyebaran Islam di Jawa Timur ( Sunan Gresik-Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Raden Rahmat/sunan Ampel di Ampel Dentha, Sunan Giri/Syekh Maulana Ishak di Blambangan, Raden Makdum ibrahim/Sunan Bonang di Tuban, Raden Qosim/Sunan Drajat di Lamongan dengan gamelan, gending dan tembang-penyebaran islam dengan mendirikan pondok pesantren)




1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Hal ini terbukti dari peninggalannya berupa bekas keraton, batu nisan, masjid, kesusastraan, dan sebagainya. Di bekas daerah Samudra Pasai banyak ditemukan makam raja Islam, seperti makam Sultan Malik al-Saleh, yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M. Jirat-jirat di pemakaman raja Samudera Pasai didatangkan dari India. Istana disusun dan diatur secara budaya India. Diantara para pembesarnya terdapat orang-orang Persia (Iran). Bahkan, patihnya bergelar Amir. Dengan demikian, kebudayaan Islam pada masa kerajaan Samudra Pasai telah berkembang cukup pesat.

2. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh muncul setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis. Masa kejayaan Kerajaan Aceh tercapai dalam pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Seni sastranya dalam kebudayaan masyarakat Aceh dipengaruhi oleh budaya agama Islam. Rakyat Aceh terutama kaum ulamanya gemar menulis buku kesusastraan. Misalnya, Nuruddin ar-Raniri menulis buku Bustanus Salatin dan Hamzah Fansuri menulis Syair Perahu, Syair Burung Pingai, dan Asrar al
Arifin. Selain itu, hasil-hasil kebudayaan masyarakat Aceh dipengaruhi oleh lingkungan alamnya, yaitu sungai dan lautan. Rakyat Aceh pandai membuat perahu dan kapal-kapal layar. Dengan demikian, tampaklah bahwa masyarakat kerajaan Aceh dipengaruhi oleh budaya Islam.

3. Kerajaan Demak
Kebudayaan masyarakat Demak bercorak Islam yang terlihat dari banyaknya masjid, makam-makam, kitab suci Al-Qur’an, ukir-ukiran berlanggam (bercorak) Islam, dan sebagainya. Sampaisampai sekarang Demak dikenal sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Islam di Jawa Tengah. Bahkan, dalam sejarah Indonesia, Demak dikenal sebagai pusat daerah budaya Islam di Pulau Jawa.

4. Kerajaan Mataram
Sebagai kerajaan Islam, hasil budaya masyarakat Kerajaan Mataram diwarnai oleh agama Islam. Salah satu hasil budaya Kerajaan Mataram adalah penanggalan (almanak) Jawa. Almanak Jawa ini merupakan hasil karya dari Sultan Agung. Almanak ini diberlakukan pada tahun 1633 M, dengan menetapkan bahwa pada tanggal 1 Muharam 1043 H sama dengan tanggal 1 Muharam 1555 tahun Jawa. Jadi jika disesuaikan dengan penanggalan Masehi, maka tanggal di atas sama dengan tanggal 8 Juli 1633.

Dengan demikian, almanak Jawa adalah perpaduan dari penanggalan Saka (Hindu) dan penanggalan Hijriyah (Islam). Hasil budaya masyarakat Mataram Baru yang masih ada sekarang adalah adanya tradisi Sekaten di Yogyakarta dan Cirebon yang dirayakan pada setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Peninggalan Keraton di Yogyakarta dan di Surakarta yang sampai sekarang masih berjalan, yaitu berupa kesultanan lengkap dengan fasilitas peninggalan zaman Mataram baru.

5. Kesultanan Cirebon
Perpecahan dan kemunduran politik Kesultanan Cirebon pada awal abad ke-18 ternyata tidak mengurangi wibawa Cirebon sebagai pusat agama Islam di Jawa Barat. Demikian pula kehidupan sosial tetap berkembang dengan baik. Peranan histories keagamaan yang dipelopori oleh Sunan Gunung Jati tak pernah hilang dalam kehidupan masyarakat Cirebon. Kegiatan dan pendidikan dan penyiaran agama Islam pada zaman VOC dapat berjalan terus.

Demikian pula di bidang budaya tetap berkembang subur. Dalam abad ke-17 di keraton-keraton Cirebon berkembang kegiatan sastra, seperti suluk, kakain, dan naskah-naskah kuno
lainnya. Demikian pula dalam bidang seni bangunan dan seni kaligrafi berkembang cukup baik. Keraton dan masjid-masjid peninggalan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan sekalipun di bawah pengaruh kekuasaan Hindia Belanda. Bahkan sampai sekarang hasil budaya masyarakat Kesultanan Cirebon, seperti keraton, masjid, pondok pesantren, naskah-naskah kuno, tradisi Panjang jimat, dan lain-lain masih tetap dipelihara dengan baik.

6. Kesultanan Banten
Kejayaan Kesultanan Banten pada masa lalu tampak dari peninggalan-peninggalannya, seperti Masjid Agung Banten yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin. Masjid ini mempunyai ciri arsitektur yang merupakan perpaduan antara seni bangunan Jawa dan Barat. Di halaman selatan masjid terdapat bangunan Tiamah, yang merupakan bangunan tambahan yang dibuat oleh Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek kebangsaan Belanda. Dahulu Tiamah ini digunakan sebagai tempat majlis taklim serta tempat alim ulama Banten bermusyawarah tentang soal-soal agama Islam.

Selain masjid tadi, di Kasunanan terdapat masjid yang umurnya lebih tua dari Masjid Agung Banten. Di masjid inilah Kyai Dukuh tinggal dan mengajarkan agama Islam. Kyai Dukuh ini bergelar Pangeran Kasunyatan, guru Maulana Yusuf, Sultan Banten yang kedua. Bangunan lainnya yang membuktikan kemegahan Kesultanan Banten yang kedua adalah bekas Keraton Surosowan yang dikelilingi oleh tembok benteng tebal, luasnya 4 hektar, berbentuk empat persegi panjang. Benteng tersebut sampai sekarang masih tegak berdiri. Dalam situs (daerah, lahan) kepurbakalaan Banten ditemukan beberapa peninggalan Kesultanan Banten, antara lain Menara Masjid, Mesjid Pacinan Tinggi, Benteng Speelwijk, Meriam Ki Amuk, Watu Gilang, dan Pelabuhan perahu Karangantu. Semua itu merupakan peninggalan budaya masyarakat Kesultanan Banten pada masa jayanya dahulu.

7. Kerajaan Gowa-Tallo
Hasil kebudayaan masyarakat Makasar dipengaruhi oleh lingkungannya yang dikelilingi lautan. Hasil budaya rakyat Makasar yang paling terkenal adalah perahu bercadik, yang disebut Korakora. Ciri pertahanan dari kerajaan Makasar adalah adanya benteng-benteng pertahanan.
Sampai sekarang di Makasar masih terdapat benteng-benteng pertahanan, yaitu benteng Sombaopu dan View Rotterdam. Jadi, aspek kehidupan budaya rakyat Makassar lebih bersifat agraris dan bahari.

8. Kerajaan Ternate dan Tidore
Pengaruh agama dan budaya Islam di Maluku (Ternate dan Tidore) belum meluas ke seluruh daerah. Sebabnya, masih banyak rakyat Maluku yang mempertahankan kepercayaan nenek moyangnya. Hal tersebut terbukti dari bekas peninggalan-peninggalannya, yakni masjid, buku-buku tentang Islam, makam-makam yang berpolakan Islam yang ada di Maluku tidak begitu banyak jumlahnya. Dengan kata lain hasil-hasil kebudayaan rakyat Maluku merupakan campuran antara budaya Islam dan pra Islam. Berikut gambaran singkat perjalanan Kerajaan Islam di Nusantara.